Selain dijadikan menu masakan utama, banyak juga masyarakat yang menjadikannya jamur tiram sebagai makanan cemilan. Melihat tingginya peminat jamur tiram di kalangan masyarakat Indonesia, hal ini menyebabkan kebutuhan ketersediaan jamur tiram di pasar begitu besar. Akan tetapi, kebutuhan pasar seringkali tidak terpenuhi sebab ketersediaan stock jamur tiram selalu berkurang. Oleh karena itu, tentu hal ini bisa dijadikan peluang membuat sebuah usaha baru yakni budidaya jamur tiram.
Nah, buat kamu yang ingin memulai budidaya jamur tiram ini alangkah baiknya sebelum memulai budidaya, kamu terlebih dahulu mengetahui apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana caranya, supaya pada saat melakukan budidaya bisa mengurangi kegagalan panen. Meskipun bagi orang yang sudah pernah melakukannya, mereka mengatakan budidaya jamur ini sangatlah mudan dan simpel.
Budidaya Jamur Tiram di Rumah Produksi atau Kumbung
Jika baglog (botol) yang sudah dipindahkan ke rumah kumbung sudah dipenuhi misellium, lakukan pelubangan pada ujung baglog, yakni dengan memakai silet yang sudah disterilkan. Nantinya lubang tersebut akan menjadi tempat pertumbuhan buah jamur tiram.Jika bibit jamur tiram yang sudah dibeli adalah bibit F4, maka kamu tidak perlu lagi melakukan tahapan penyiapan media sampai masa inkubasi karena bibit f4 dalam baglog dapat langsung ditempatkan di rumah produksi. Umumnya, buah jamur akan tumbuh setelah 1-3 bulan dari pemindahan baglog ke rumah kumbung.
Langkah Awal Memulai Budidaya Jamur Tiram
Banyak sekali, jenis-jenis jamur tiram yang bisa di budidayakan, antara lain sebagai berikut.- Pleurotus floridae jamur tiram ini mempunyai warna putih bersih.
- P. cystidious jamur tiram ini mempunyai warna putih kemerahan.
- P. citrinopileatus jamur tiram ini mempunyai warna kuning keemasan.
- P. ostreatus jamur tiram ini mempunyai warna putih, dan putih kekuningan.
- P. pulmonarius jamur tiram ini emmpunyai warna putih keabu-abuan.
- P. djamor jamur tiram ini mempunyai warna ungu kemerahan.
- P. euosmus jamur tiram ini mempunyai warna kecoklatan.
- P. sajor-caju jamur tiram ini mempunyai warna kelabu.
- P. eryngii jamur tiram ini mempunyai warna kebiruan.
- P. flabellatus jamur tiram ini mempunyai warna merah jambu
Memilih Bibit Jamur Tiram yang Berkualitas
Meskiupun ada yang mengatakan bahwa budidaya tiram cukup mudah, tetapi pada tahap pemilihan bibit ini tidak dapat dianggap mudah begitu saja. Sebab jika salah memilih bibit maka akan berdampak pada hasil budidaya dan panen yang tidak maksimal. Cukup banyak para petani jamur yang melakukan kesalahan dalam memilih bibit jamur karena ketidakcermatannya. Sehingga hal itu mengakibatkan miselium tidak tubuh, kemudian tubuh buah tidak optimal dan akhirnya hasil penen pun tidak maksimal.Untuk menghindari kesalahan dalam memilih bibit yang tidak berkualitas, sebenarnya ada dua cara yang dapat kita lakukan. Yakni membeli bibit yang berkualitas pada petani atau instansi penyedia bibit atau juga bisa membuat sendiri dengan cara membibitkan bibit murni dan mendapatkan bibit F1.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan membeli bibit jamur tiram yang berkualitas.
- Pilih bibit yang sudah teruji, cara mengetahuinya bisa dilihat dari nilai BER (biological ratio) jamur. Untuk jamur tiram BER nya sendiri mempunyai sekitar 75%.
- Membeli dari instansi terpercaya yang mempunyai sertifikasi atau diakui pemerintah.
- Miselium berwarna putih sudah tumbuh penuh dan merata di media tumbuhnya. Jika tidak merata, dikhawatirkan pada bagian yang tidak ditumbuhi miselium bisa dengan mudah terkontaminasi.
- Periksa tanggal pembuatannya serta kadaluarsanya.
- Mencari informasi dari petani jamur yang sudah terbukti berhasil panen.
Media Tanam untuk Budidaya Jamur Tiram
Media tanam yang dapat digunakan untuk jamur tiram terdiri dari bahan yang digabungkan menjadi satu. Namun lebih sering dikenal dengan baglog. Baglog sendiri adalah media tanam tempat meletakkan bibit jamur tiram. Lantas apa bahan-bahannya? Silahkan dilihat di bawah ini.- Bekatul sebanyak 11-16%.
- Serbuk gergaji kayu sebanyak 80%.
- Kapur CaCO2 sebanyak 3%.
- Air antara 40-60%.
Cara membuatnya:
Jika ingin membuat 100 kg media jamur tiram, maka dibutuhkan 80 kg serbuk gergaji kayu, 3 kg kapur dan ari antara 10-60ml. Semua bahan itu dicampur kemudian diaduk sampai rata. Bila ingin mengetahui kesemua media itu telah tercampur dengan baik, kamu bisa mengetahuinya dengan cara menggenggamnya. Jika digenggam air tidak akan keluar dan jika dilepas maka tidak akan pecah. Ukuran komposisi diatas cukup untuk 100 baglog.Ketinggian Tempat
Kemungkinan budidaya jamur tiram di dataran rendah itu sangat kecil sekali untuk bisa dilakukan. Namun bisa juga sih, asalkan iklim yang berada dalam ruangannya bisa sesuai dan diatur dengan kebutuhan jamur. Sebaiknya budidaya jamur tiram dilakukan di daratan tinggi sekitar 800-900 mdpl.Alat dan Bahan
Untuk melakukan budidaya jamur tiram, kamu memerlukan alat dan bahan sebagai berikut :- Drum berdiameter 80 cm dan tinggi 96 cm.
- Kompor minyak tanah.
- pH meter.
- Rak, dengan luas 3m².
- Sprayer / penyemprot, dengan pipa paralon 2 inci sebanyak 300 buah.
- Thermometer.
- Cincin.
- Baskom plastic.
- Lampu spirtus, dengan volume 30 liter.
- Sekpo.
- Dedak halus sebanyak 21 kg.
- Serbuk kayu albasia sebanyak 10,5 kg.
- Tepung jagung sebanyak 0,7 kg.
- Kapur 4 buah.
- Bibit jamur F3 sebanyak 3 buah.
- TSP murni 1 kg.
- Alcohol 95% sebanyak 1 liter.
- Kertas roti 10 x 10 sebanyak 300 buah.
- Kantung plastic transparan (20x35x0,5) cm sebanyak 350 buah.
- Karet gelang tahan panas 600 buah.
- Air sumur sebanyak 35 liter
Pembuatan Jamur Tiram
Adapun proses budidaya jamur tiram langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:1) Serbuk gergaji dipilih kemudian dibersihkan. Pada bagian yang tajam dan besar dibuang sebab bisa merusak kantung plastik.
2) Semua bahan yang ada dicampur sesuai dengan komposisi takaran dalam baskom plastik. Kemudian aduk hingga merata dan usahakan jangan sampai terjadi gumpalan-gumpalan. Bahan yang dicampurkan agar bisa menghasilkan sekitar 100 log adalah sebagai berikut: Ampas tebu halus atau sebuk gergaji sebanyak 11 kg. Dedak halus 22 kg. Tepung jagung 0,8 kg. Kapur 4 buah. TSP 1,5 Kg serta air Secukupnya.
3) Semua bahan campuran itu kemudian dimasukkan ke dalam kantung plastik transfaran yang berukuran 20x35cm dengan tebal 0,5. Agar terbentuk log yang baik media harus dipadatkan terlebih dahulu yang kepadatannya harus merata. Perlu diingat juga, tusuk menggunakan jari telunjuk ujung plastik bagian bawah agar masak. Hal ini bertujuan agar bahan yang sudah dimasukkan dan dipadatkan tidak miring posisinya. Jangan melakukan pengisian terlalu penuh, sisakan sekitar 15 cm agar saat proses pengangkatan tidak terlalu sulit.
4) Timbanglah berat setiap log, yaitu sebanyak 1,3 kg.
5) Sisa dari ujung plastik ke dalam cincin sebaiknya dilipat keluar, kemudian diikat mulut plastiknya menggunakan karet tahan panas.
6) Tutup mulut log menggunakan kapas. Selanjutnya tutup lagi menggunakan kertas, kemudian diikat lagi menggunakan karet.
7) Log media kemudian kukus selama 12 jam.
8) Lamanya waktu pengukusan dihitung setelah air yang ada di dalam drum tersebut mendidih.
9) Jika proses pengukusan telah selesai, media diangkat dari drum. Kemudian diamkan selama 9 jam pada ruangan yang tertutup. Intinya didiamkan sampai dingin karena setelah itu akan dilakukan penanaman bibit.
10) Selanjutnya adalah melakukan penanaman bibit. Berikut langkah-langkah penanaman bibit jamur tiram yang benar.
- Penanaman bibit sebaiknya dilakukan bukan diruangan yang terbuka, alias ruangan tertutup.
- Gunakan sarung tangan dan Semprot terlebih dahulu isi ruangan menggunakan alcohol 95%.
- Agar proses penanaman bibit berjalan mudah, Bibit yang akan ditanam disimpan di depan dekat tangan kanan. Sedangkan media yang akan diinokulasi disimpan di depan dekat tangan kiri. Kemudian simpan lampu spirtus antara media yang akan dibibit dan ditanami.
- Buka karet, kemudian kertas penutup dan kapas penutup media.
- Untuk satu log media masukkan 4 sendok makan bibit.
- Setiap gerakan sendok yang akan dipakai, terlebih dahulu harus dipanaskan dengan api dari lampu spirtus.
- Tutup kembali media yang telah ditanami bibir menggunakan kapas.
- Kerjakan penanaman bibit dengan cepat dan teliti.
12) Biarkan hingga seluruh media diisi oleh miselium jamur.
13) Log media dipenuhi oleh tumbuhnya miselium jamur. Kemudian bukalah tutup kapas dan cincin pada bagian atas log tersebut.
14) Pertahankan kelembapan lingkungan dengan menyemprot memakai sprayer.
15) Tubuh buah jamur tiram yang sudah cukup mekar bisa untuk dipanen.
Fermentasi Jamur Tiram
Fermentasi media tanam sangat penting dilakukan sebelum medianya itu sendiri digunakan untuk menanam jamur. Cara melakukan fermentasinya adalah dengan cara didiamkan selama 6-11 hari atau disesuaikan dengan bahan yang ada. Tujuan fermentasi ini adalah agar terjadi proses pengomposan atau pelapukan pada media. Nah, selama proses fermentasi berlangsung, suhu media akan meningkat hingga mencapai 71C dan selama itu pula media harus dibalik setiap harinya agar proses pengomposan dapat merata disemua bagian media. Selain mempercepat pengomposan, fermentasi juga mempunyai tujuan untuk membunuh jamur liar yang bisa mengganggu pertumbuhan jamur tiram. Media yang sudah siap digunakan ditandai dengan berubahnya warna media menjadi kehitaman atau cokelat.Sterilisasi Media Tanam
Media tanam yang sudah difermentasi bisa dimasukkan ke dalam kantong plastik jenis polipropilen. Media tersebut lalu dipadatkan sampai berbentuk seperti baglog (botol). Kemudian, pada bagian atas plastik dipasang ring (tepatnya pada leher kantong plastik), disumbat memakai kapas dan dipasang penutup agar air tidak bisa masuk ke dalam kantong pada saat pengukuran.Setelah baglog siap, proses sterilisasi bisa dilakukan, yaitu dengan cara mengukusnya. Drum adalah salah satu wadah pengukus paling sederhana yang bisa dipakai untuk sterilisasi. Satu drum bisa memuat sekitar 65 baglog. Adapun prinsip kerja sterlisasi adalah dengan memanfaatkan panas uap air pada suhu 36-111°C dalam waktu 9-11 jam. Saat suhu pengukusan sudah mencapai 100°C, pertahankanlah suhi ini selama 5 jam. Umumnya, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu 100°C adalah 3-3,5 jam, inipun tergantung dari stabilnya api di tungku. Terakhir, wadah pengukus di buka kemudian didiamkan selama 5-6 jam agar suhu media tanam yang ada dalam baglog bisa kembali normal.
Inokulasi Jamur Tiram
Baglog yang sudah distrerilisasi alangkah baiknya dipindahkan ke tempat inokulasi lalu didiamkan selama 24 jam agar suhunya kembali normal. Perlu diperhatikan, tuangan inokulasi harus dalam keadaan bersih dan mempunyai sirkulasi udara yang bagus. Hal ini penting untuk bisa meminimalisir tercermarnya baglog dari bakteri. Di bawah ini, ada beberapa tahap pengisian bibit ke baglog.- Ambil botol bibit F3, kemudian semprotkan alkohol ke botol itu. Kemudian mulut botol dipanaskan diatas api spiritus sampai sebagian kapas terbakar. Setelah itu, matikan api yang sedang membakar kapas.
- Sesudah kapas penyumbat botol bibit dibuka, aduk-aduk memakai kawat yang telah disterilkan diatas api.
- Masukkan bibit dari botol ke baglog sampai leher baglog penuh, kemudian tutup kembali menggunakan kapas. Nah, setiap baglog itu sendiri diisi sekitar 10 gram bibit.
Inkubasi
Inkubasi atau bisa disebut pemeraman mempunyai tujuan agar bibit yang sudah di inokulasi bisa segera ditumbuhi miselium. Untuk bisa membantu pertumbuhan miselium pada jamur tiram suapaya bisa lebih maksimal, idealnya ruang inkubasi mempunyai suhu 25-30°C, cahaya 555-1055 lux, kelembapan 90-100% dan sirkulasi udara 1,5-2,5 jam. Jika sudah 15-30 hari masa inkubasi, umumnya miselium sudah tumbuh sampai separuh bagian baglog. Jika miselium sudah memenuhi baglog, hal itu pertanda baglogsiap dipindahkan ke rumah kumbung untuk dibudidayakan sampai proses pemanenan. Akan tetai, jika dalam waktu 1 bulan dari masa inkubasi misellium tidak tumbuh di baglog, berarti proses Inokulasi yang tadi dilakukan tidak berhasil.Penyimpanan Log Jamur Tiram
Bila kamu akan menyimpan log di dalam sebuah bangunan, masa tanam jamur tiram tidak dipengaruhi oleh kondisi iklim. Artinya budidaya bisa dilakukan setiap saat. Perlu diingat, log yang telah ditanami bibit harus disimpan di tempat yang membantu pertumbuhan tubuh buah dan miselium.Bangunan untuk penyimpanan log bisa dibuat dalam bangunan semi permanen bila budidaya jamur tiram masih skala kecil atau juga bisa pada bangunan permanen untuk budidaya jamur tiram dalam skala yang lebih besar.
Buatlah tempat pemeliharaan jamur tiram berukuran 11×13 m yang didalamnya terdapat 10 buah petak pemeliharaan dengan ukuran 6,7×3,15 m. Perlu diperhatikan, arak antara petak sekitar 50-70 cm. Selanjutnya didalam setiap petakan buatlah beberapa rak yang tersusun rapi ke atas untuk menyimpan 1400-1500 log. Adapun rangka bangunan bisa dibuat dari bambu, kayu atau besi.
Simpan log di atas rak dengan posisi miring atau tegak. Aturlah jarak penyimpanan sedemikian rupa sehingga tubuh buah yang sudah tumbuh dari dalam log tidak berbenturan dengan tubuh buah yang lainnya.
Panen Budidaya Jamur Tiram
Ciri dan Umur Panen
Jamur tiram adalah jamur yang rasanya enak sekali dan mempunyai aroma khas tersendiri. Jamur ini baik dipanen saat umurnya masih muda. Panen jamur tiram dilakukan jika tubuh buah sudah mencapai ukuran maksimal saat 3-4 hari sesudah tumbuh bakal tubuh buah.Cara Panen
Panen jamur harus dilakukan dari mulai pangkal batang sebab batang yang masih tersisa bisa mengalami kebusukan. Cara memanennya adalah dengan memotong jamur dengan pisau yang tajam dan bersih, lalu simpan di wadah plastik dengan tumpukan setinggi 17 cm.sumber http://www.qolbunhadi.com/budidaya-jamur-tiram/